Sabtu, 14 Mei 2016

Fungsi Ratu Semut


Perlu kami jelaskan bahwa penjelasan kali ini berdasarkan literatur yang ada, karena budidaya kami tidak menggunakan ratu, karena emang tidak punya ... he he
 
Apakah bisa budidaya semut tanpa ratu? Jika memang bisa, lalu apakah fungsi ratu semut diciptakan? Sebelum kita jawab pertanyaan diatas mari kita ulas fungsi dari ratu semut. Sebelumnya baca juga ulasan tulisan tentang perkawinan ratu dan kasta semut.

1. Fungsi fertilitas
Kita ketahui bersama bahwa semut pekerja, perawat, dan juga ratu semut adalah betina. Hanya saja dari ketiganya cuma ratu semut yang bisa melakukan perkawinan dengan pejantan. Bahkan semut perawat sama sekali tidak bisa bertelur karena ukuran kantung telur yg terlalu kecil. Alhasil, hanya ratu semut yg tidak mandul alias fertil.
Pernah kita bahas tentang perkawinan haploid ratu semut. Ratu semut kawin dengan beberapa ekor pejantan dan menyimpan sperma pejantan dalam kantung sperma pada perut bagian bawah ratu semut bernama spermatecha. Sperma ini digunakan untuk membuahi telur ratu seumur hidupnya.
Yang unik adalah misteri fertilitas semut pekerja. Karena semut pekerja alat kelaminnya secara fisik non aktif, mereka tidak bisa mendapatkan sperma langsung dari pejantan. Semut pekerja setelah bisa berjalan dan mendapatkan makanan akan ‘sowan’ menghadap ratu untuk minta bagian sperma yg akan digunakan utk seumur hidupnya juga.
Itu berarti bahwa semut pekerja yang selama hidupnya tidak pernah bertemu ratu akan menjadi betina infertil alias mandul. Bisa kita coba dengan memisahkan semut tanpa ratu, maka semut-semut tersebut masih bisa bertelur dan menetas karena memang pernah bertemu ratu, namun semut-semut baru yg menetas tersebut tidak akan bisa menetaskan telurnya. Alhasil jika semut dibudidayakan tanpa ratu hanya akan bertahan seumur dua generasi, antara 3-7 bulan. Waktunya relatif tergantung usia pekerja fertil ketika dipindahkan.
Tanda-tanda kepunahan populasi semut tanpa ratu adalah banyaknya semut dewasa tanpa ada larva baru yg muncul, dan semut terlihat lebih besar ukurannya, lebih gelap, warna cenderung ke arah merah tua, dan tidak ada sarang baru.
Hal ini tidak saja terjadi pada budidaya semut tanpa ratu, tapi bisa juga terjadi pada populasi semut yg over, sehingga jangkauan ratu tidak bisa mencakup seluruh populasi secara maksimal karena kekuatan ratu terbatas.

2. Fungsi produktifitas
Bisa dikatakan ratu semut adalah kunci pokok perkembangan populasi semut. Tugas pokok ratu semut adalah bertelur, bertelur dan bertelur. Ratu semut hanya diam dan bertelur setiap saat, tak perlu berburu karena ratu semut makan disuapi semut pekerja, dan bahkan untuk ratu semut berukuran besar proses mobilitasnya bergantung pada semut pekerja. Semut-semut pekerja pulalah yg mengatur tata letak telur ratu semut, mengangkut dan menyebarkan ke seluruh sarang untuk kemuadian dibesarkan oleh semut perawat dan pekerja.
Dalam pengamatan singkat kami di kandang KrotoJogja, seekor ratu semut dewasa berumur 2 tahun mampu mengeluarkan telur setiap 48 detik sekali. Itu berarti ada ratusan telur semut setiap hari yg dihasilkan oleh ratu semut. Dan kelebihan dari telur ratu semiut adalah dijamin fertil serta seragam.
Semut pekerja hanya mempunyai kesempatan bertelur ketika dia tidak mendapat tugas, menyuapi ratu atau larva, berburu, membuat sarang, berjaga dan lain sebagainya. Dan tentu saja harus dalam keadaan bernutrisi cukup karena dalam hal ini semut pekerja berburu makanan sendiri tanpa ada yang menjamin. Semut pekerja akan mengeluarkan satu butir telur per hari diawali dengan diam menempel di dinding sarang secara berkelompok.

Bisa kita simpulkan bahwa budidaya semut tanpa ratu adalah mustahil, dan perlu kita pertimbangkan kekuatan ratu dalam setiap populasi ternak karena lingkungan rak budidaya terbatas teritorialnya. Seekor ratu semut mampu membawahi maksimal 8 liter semut. Kelebihan populasi semut dalam satu teritori ratu semut akan mengakibatkan ratu semut mengecil, kurus, ditandai dengan berubahnya warna dari kuning/coklat ke kehitaman.

Bagaimana ??? ...

Salam hijau ...