Kamis, 19 Mei 2016

Perilaku Semut Rangrang – Suka Ketinggian

Salah satu metoda yang digunakan agar ita berhasil dalam budidaya kroto adalah melihat dan meniru  kondisi sebenarnya lingkungan atau karakter kroto di alam. Kondisi yang terjadi di alam merupakan lingkungan yang paling bagus yang terbentuk sesuai dengan keinginan semut kroto.

Salah satu yang terlihat kondisi tersebut adalah bahwa semut rangrang menyukai ketinggian dan akan membuat sarang pada lokasi yang tinggi.  Semut rangrang akan membangun sarang dengan memilih lokasi batang yang tinggi dan membentuk sarang dari daun disekitar batang tersebut.


Kondisi inilah yang akan kita terapkan pada kandang buatan untuk memindahka semut rangrang pada lokasi baru. Apabila kita memiliki kandang kroto pada beberapa tingkat dan di setiap ”lantai” kandang terisi beberapa toples maka sesuai waktu toples tersebut akan penuh. Apabila toples tersebut sudah penuh dengan labirin dan semut yang akan bertelur maka ita akan memerlukan beberapa toples baru untuk menambah jumla kroto yang diinginkan.

Sesuai kondisi di alam maka toples yang baru mesti ditempatkan pada bagian paling atas dan tunggu saja, semut rangrang akan mengisi toples baru tersebut dengan cepat
Hal ini berbeda dengan apabila kita menempatkan toples baru berdekatan dengan toples yang berisi pada lantai bagian bawah.

Selamat mencoba,,,,

Senin, 16 Mei 2016

ANALISA USAHA BUDIDAYA SEMUT KROTO


SATU buah TOPLES Menghasilkan Berapa Ons kroto ???

Anda pasti sudah pernah mendengar bahwa hasil panen kroto di dalam satu toples bisa menghasilkan beberapa ons atau kg kroto. Super dasyat jika sampai bisa panen kroto sebanyak itu (besar atau kecil koloninya). Menurut pengalaman kami selama ini bahwa untuk hasil kroto dalam satu toples 1 Liter kira kira 0,35 ons – 0,50 ons saja menurut saya sudah istimewa dalam jangka waktu sebulan atau bahkan bisa lebih. Tergantung dari pada cara merawatnya. Semua mempunyai teknik yang berbeda beda juga hasil kroto yang berbeda pula.
Jika selama ini anda telah mencoba budidaya semut rangrang.  Apa yang anda hasilkan? Apakah sudah bisa menghasilkan kroto sebanyak itu. Bahkan mungkin tidak ada kroto yang di hasilkan.

Berdasarkan pengalaman sendiri juga dari teman teman, kroto yang di hasilkan hanya untuk keperluan sendiri. Jika untuk bisnis dan ingin hasil yang lebih tentunya bisa memperbanyak koloni.

Perjalanan panjang untuk saya yang ingin mengetahui apakah semut rangrang bisa di ternak di rumah. Terdorong dari rasa ingin tahu dan penasaran terhadap semut merah ini.  Karena daya jualnya super mahal dan semakin melambung. Kami memberanikan diri untuk mengetahuinya lebih jauh dengan cara mencoba sendiri walaupun hasilnya kurang maksimal. di karenakan hasilnya  yang tidak memenuhi quota. hehe...

Proses demi proses yang selama ini sudah saya lewati. Banyak suka dan duka sudah terlalui mencari bibit sendiri sampai membeli sarang dari penjual kroto demi rasa penasaran

Apalah arti kalau hanya ilmu di pendam sendiri ilmu budidaya semut rangrang akan terus berkembang seiring berjalanya waktu.

Akhirnya kami berkesimpulan bahwa perhitungan ekonomis minimal toples yang dikelola sebanyak 1000 toples, yang dapat anda mulai dengan 100 toples yang akan berkembang menjadi 1000 toples dalam waktu 4 tahun dengan asumsi inokulasi 5 % atau bisa 2 tahun dengan asumsi inokulasi 10 %.
Sukabumi Kroto bukan bukanlah Wirausaha Agrobisnis sukabumi yang  besar seperti yang anda bayangkan tetapi kami berani mencobanya. Itu semua hanya  sebagai gambaran, panduan, cara dan artikel yang bisa membantu teman teman semua disaat minimnya informasi budidaya semut rangrang penghasil kroto.

1. Asumsi-asumsi Minimum
Usaha Budidaya Semut Kroto skala rumah tangga
Awal bibit adalah 100 toples
Prosentase keberhasilan inokulasi =
5 %
Periode waktu usaha 4 tahun
Rata-rata produksi pertoples = 35 gram

2. Biaya-biaya Usaha
Investasi
1. Kandang / Ruangan 50 m2 Rp. 2.000.000,-
2. Sewa Lahan / Tempat Rp. 2.500.000,-
3. Rak semut 3 buah 3 x Rp. 400.000,- Rp. 1.200.000,-
4. Toples 900 x Rp. 1.000,- Rp. 900.000,-
5. Ember Bak Rp. 120.000,-
6. Penahan Air / baskom Rp. 60.000,-
7. Tempat pakan / Nampan kecil 36 x Rp. 2.500,- Rp. 90.000,-
8. Saringan / Ayakan Rp. 20.000,-

Total Investasi Rp. 6.890.000,-

Biaya Operasional
1. Bibit Semut Kroto 100 x Rp. 35.000 Rp. 3.500.000,-
2. Tenaga Kerja 1 Orang 48 x Rp. 500.000 Rp. 24.000.000,-
3. Transportasi 48 x Rp. 100.000 Rp. 4.800.000,-
4. Biaya Pakan 48 x Rp. 100.000 Rp. 4.800.000,-

Total Biaya Operasional Rp. 37.100.000,-

Perkiraan Pendapatan Setelah 48 Bulan
Jumlah kroto yang dihasilkan :1000 toples x 35 gram = 35.000 gram atau 35 kg
Bila harga jual kroto Rp. 150.000,-/kg, maka pendapatan yang diperoleh
= 35 x 150.000,- = Rp. 5.250.000,- setiap bulan


Total Pendapatan Rp. 63.000.000,-/Tahun

Perhitungan Laba/Keuntungan
A. Pendapatan Sebelum dikurangi biaya penyusutan Rp. 63.000.000,-
B. Biaya Penyusutan 25 %  = Rp. 1.722.500,-
C. Biaya Operasional Setahun (Rp 6.000.000,- + 1.200.000,- +1.200.000,-) = Rp 8.400.000,-
C. Pendapatan Bersih Rp. 52.877.500,- atau Rp 4.406.458,-/Bulan setelah memiliki kroto 1000 Toples.
ANALISA USAHA BUDIDAYA SEMUT KROTO

1. Asumsi-asumsi Maksimum
Usaha Budidaya Semut Kroto skala rumah tangga
Awal bibit adalah 100 toples
Prosentase keberhasilan inokulasi =
10 %
Periode waktu usaha 2 tahun
Rata-rata produksi pertoples = 35 gram

2. Biaya-biaya Usaha
Investasi
1. Kandang / Ruangan 50 m2 Rp. 2.000.000,-
2. Sewa Lahan / Tempat Rp. 1.250.000,-
3. Rak semut 3 buah 3 x Rp. 400.000,- Rp. 1.200.000,-
4. Toples 900 x Rp. 1.000,- Rp. 900.000,-
5. Ember Bak Rp. 120.000,-
6. Penahan Air / baskom Rp. 60.000,-
7. Tempat pakan / Nampan kecil 36 x Rp. 2.500,- Rp. 90.000,-
8. Saringan / Ayakan Rp. 20.000,-

Total Investasi Rp. 5.640.000,-

Biaya Operasional
1. Bibit Semut Kroto 100 x Rp. 35.000 Rp. 3.500.000,-
2. Tenaga Kerja 1 Orang 24 x Rp. 500.000 Rp. 12.000.000,-
3. Transportasi 24 x Rp. 100.000 Rp. 2.400.000,-
4. Biaya Pakan 24 x Rp. 100.000 Rp. 2.400.000,-

Total Biaya Operasional Rp. 20.300.000,-

Perkiraan Pendapatan Setelah 24 Bulan
Jumlah kroto yang dihasilkan :1000 toples x 35 gram = 35.000 gram atau 35 kg
Bila harga jual kroto Rp. 150.000,-/kg, maka pendapatan yang diperoleh
= 35 x 150.000,- = Rp. 5.250.000,- setiap bulan


Total Pendapatan Rp. 63.000.000,-/Tahun

Perhitungan Laba/Keuntungan
A. Pendapatan Sebelum dikurangi biaya penyusutan Rp. 63.000.000,-
B. Biaya Penyusutan 50 % Rp. 2.820.000,-
C. Biaya Operasional Setahun (Rp 6.000.000,- + 1.200.000,- +1.200.000,-) = Rp 8.400.000,-
C. Pendapatan Bersih Rp. 51.780.000,- atau Rp 4.315.000,-/Bulan setelah memiliki kroto 1000 Toples.

Itulah sekilas analisa usaha budidaya semut rangrang penghasil kroto. Informasi hubungi HP. 0813 8643 9999 Pin BB 24C3BA41
Semoga sukses ... Salam dari Agrobisni Sukabumi.

Sabtu, 14 Mei 2016

Fungsi Ratu Semut


Perlu kami jelaskan bahwa penjelasan kali ini berdasarkan literatur yang ada, karena budidaya kami tidak menggunakan ratu, karena emang tidak punya ... he he
 
Apakah bisa budidaya semut tanpa ratu? Jika memang bisa, lalu apakah fungsi ratu semut diciptakan? Sebelum kita jawab pertanyaan diatas mari kita ulas fungsi dari ratu semut. Sebelumnya baca juga ulasan tulisan tentang perkawinan ratu dan kasta semut.

1. Fungsi fertilitas
Kita ketahui bersama bahwa semut pekerja, perawat, dan juga ratu semut adalah betina. Hanya saja dari ketiganya cuma ratu semut yang bisa melakukan perkawinan dengan pejantan. Bahkan semut perawat sama sekali tidak bisa bertelur karena ukuran kantung telur yg terlalu kecil. Alhasil, hanya ratu semut yg tidak mandul alias fertil.
Pernah kita bahas tentang perkawinan haploid ratu semut. Ratu semut kawin dengan beberapa ekor pejantan dan menyimpan sperma pejantan dalam kantung sperma pada perut bagian bawah ratu semut bernama spermatecha. Sperma ini digunakan untuk membuahi telur ratu seumur hidupnya.
Yang unik adalah misteri fertilitas semut pekerja. Karena semut pekerja alat kelaminnya secara fisik non aktif, mereka tidak bisa mendapatkan sperma langsung dari pejantan. Semut pekerja setelah bisa berjalan dan mendapatkan makanan akan ‘sowan’ menghadap ratu untuk minta bagian sperma yg akan digunakan utk seumur hidupnya juga.
Itu berarti bahwa semut pekerja yang selama hidupnya tidak pernah bertemu ratu akan menjadi betina infertil alias mandul. Bisa kita coba dengan memisahkan semut tanpa ratu, maka semut-semut tersebut masih bisa bertelur dan menetas karena memang pernah bertemu ratu, namun semut-semut baru yg menetas tersebut tidak akan bisa menetaskan telurnya. Alhasil jika semut dibudidayakan tanpa ratu hanya akan bertahan seumur dua generasi, antara 3-7 bulan. Waktunya relatif tergantung usia pekerja fertil ketika dipindahkan.
Tanda-tanda kepunahan populasi semut tanpa ratu adalah banyaknya semut dewasa tanpa ada larva baru yg muncul, dan semut terlihat lebih besar ukurannya, lebih gelap, warna cenderung ke arah merah tua, dan tidak ada sarang baru.
Hal ini tidak saja terjadi pada budidaya semut tanpa ratu, tapi bisa juga terjadi pada populasi semut yg over, sehingga jangkauan ratu tidak bisa mencakup seluruh populasi secara maksimal karena kekuatan ratu terbatas.

2. Fungsi produktifitas
Bisa dikatakan ratu semut adalah kunci pokok perkembangan populasi semut. Tugas pokok ratu semut adalah bertelur, bertelur dan bertelur. Ratu semut hanya diam dan bertelur setiap saat, tak perlu berburu karena ratu semut makan disuapi semut pekerja, dan bahkan untuk ratu semut berukuran besar proses mobilitasnya bergantung pada semut pekerja. Semut-semut pekerja pulalah yg mengatur tata letak telur ratu semut, mengangkut dan menyebarkan ke seluruh sarang untuk kemuadian dibesarkan oleh semut perawat dan pekerja.
Dalam pengamatan singkat kami di kandang KrotoJogja, seekor ratu semut dewasa berumur 2 tahun mampu mengeluarkan telur setiap 48 detik sekali. Itu berarti ada ratusan telur semut setiap hari yg dihasilkan oleh ratu semut. Dan kelebihan dari telur ratu semiut adalah dijamin fertil serta seragam.
Semut pekerja hanya mempunyai kesempatan bertelur ketika dia tidak mendapat tugas, menyuapi ratu atau larva, berburu, membuat sarang, berjaga dan lain sebagainya. Dan tentu saja harus dalam keadaan bernutrisi cukup karena dalam hal ini semut pekerja berburu makanan sendiri tanpa ada yang menjamin. Semut pekerja akan mengeluarkan satu butir telur per hari diawali dengan diam menempel di dinding sarang secara berkelompok.

Bisa kita simpulkan bahwa budidaya semut tanpa ratu adalah mustahil, dan perlu kita pertimbangkan kekuatan ratu dalam setiap populasi ternak karena lingkungan rak budidaya terbatas teritorialnya. Seekor ratu semut mampu membawahi maksimal 8 liter semut. Kelebihan populasi semut dalam satu teritori ratu semut akan mengakibatkan ratu semut mengecil, kurus, ditandai dengan berubahnya warna dari kuning/coklat ke kehitaman.

Bagaimana ??? ...

Salam hijau ...